PROLOG
Tokyo, Japan…
Sinar mentari muncul. Membiaskan cahayanya
pada kanvas langit. Dengan goresan-goresan
rumit nan indah ditiap titiknya. Menyinari kota
padat ini di hari pertama musim semi. Semua
insan pun mulai menikmati indahnya karunia
Tuhan Yang Esa. Terkecuali seorang gadis pink
yang kini tengah duduk di ruang kerjanya.
Terlihat beberapa kerutan didahi-nya yang lebar.
Sesekali terlontar beberapa gerutuan dari bibir
mungilnya.
"Kenapa kita harus kesana?" tanya gadis blasteran
Prancis-Jepang itu sembari menatap lawan bicara
yang kini tengah duduk dengan santai
dihadapannya. Sosok dihadapannya itu kini
tengah tersenyum nakal.
"Why not? Lagipula, kita tidak berencana untuk
bertemu mereka. Benar, kan?" tutur gadis
berumur 22 tahun itu, "Selain itu, aku juga tahu
kau masih ingat 'dia'. Eh, Sakura?" goda gadis
berambut merah terang itu. Gadis yang dipanggil
Sakura langsung mendelik padanya.
"Apa maksudmu? Ini tak ada hubungannya
dengan 'dia'. Daaan… panggil aku dengan suffix
'nee' dibelakang namaku, Karin!" gerutu Sakura
dengan nada kesal.
"Yare yare, Sakura-neechan. Itu maumu? Bahkan
aku menambahkan kata 'chan'. Puas kau?" tanya
Karin, "Jadi, bagaimana dengan liburan ke
Konoha yang aku tawarkan? Ayolah, aku sudah
terlanjur membeli tiket pesawatnya. Apalagi kita
harus berangkat hari ini. Err… kurang lebih 5 jam
lagi. Ya, Sakura," bujuk Karin dengan wajah yang
dibuat se-imut mungkin.
"Tapi, kau janji takkan mempertemukan aku
dengan mereka?" tanya Sakura ragu-ragu. Karin
membalas dengan anggukan kepalanya.
"Yeah, Absolutely. Jadi?" tanya Karin lagi. Kini
Sakura tidak bisa menolak kemauan sang adik
sepupu yang umurnya terpaut satu tahun
darinya. Ia menganggukan kepala sekali lagi.
"YEAHH!" Sakura hanya terkikik pelan. Hanya
beberapa detik hingga kemudian senyuman itu
lenyap. Ingatannya kembali pada setiap pita-pita
film yang terpasang diotaknya. Ketika Ia
mendapat tugas sebagai FBI junior di Konoha. Itu
merupakan awal perubahan yang tak bisa Ia
lupakan.
"Hei, Saku. 15 menit yang lalu, Itachi menelepon.
Dia bilang kalau ponselmu tidak aktif," sahut Karin
sambil memakan muffin miliknya yang hampir
habis. Sejenak, gadis pink berusia 23 tahun itu
menatap dengan tatapan yang tidak bisa diartikan
pada benda berbentuk bulat dengan permata
amethyst yang melingkari jari manis kirinya.
"Hn. Nanti aku telepon dia balik," ujar Sakura
datar, "Karin, apa… Itachi masih di Paris?" tanya
Sakura. Karin menggelengkan kepala.
"Sepertinya tidak. Memang dia tidak memberi
tahumu?" tanya Karin kembali. Sakura hanya
diam tanpa menjawab. Sakura langsung pergi
menuju mobilnya.
"Sakura-sama, barang-barang Anda yang
diperlukan sudah saya taruh di mobil," sahut
Nara Shikamaru yang merupakan butler Sakura.
Ia sudah bekerja pada Sakura sejak 3 tahun yang
lalu. Sakura senang dengan kehadiran
Shikamaru. Karena menurut Sakura, Shikamaru
merupakan butler yang sangat setia kepadanya,
selain tuan Sabaku itu. Selain itu, Sakura juga
senang dengan pelayan-pelayan yang lain.
Diantaranya Anne, Sayu, Temari dan masih
banyak lagi.
"Merci, Moinseur Nara," ucap Sakura sambil agak
membungkuk yang langsung dibalas dengan
bungkukan yang lebih dalam oleh Shikamaru.
"Dou itteshimasu, Mademoiselle Haruno," balas
Shikamaru hingga membuat Sakura terkekeh
pelan.
"Sayonara," pamit Sakura.
"Au revoir." Balas Shikamaru. Lalu, Sakura pergi
menuju bandara Charles De Gaulle dengan Karin
yang mengemudikan mobil Porsche merah itu.
Satu nama yang tengah Sakura pikirkan.
'Uchiha…'
To Be Continue
0 komentar:
Posting Komentar