Chapter 1: Deidara's Big Mistake
Pagi di kediaman para penjahat terkenal
Akatsuki… Suasananya sangat suram dan
tenang, sampai suatu saat, suara cempreng nan
berisik mengusik mereka…
"PEIN-SENPAAAAI, lihat ini!" Tobi si anak baik dari
Akatsuki menunjukkan selembar kertas kepada
senpai-nya, Pein, yang hanya sedang duduk
santai sambil melamun.
"Berisik! Diam, kenapa?" bentak Akastuki's baby
face, Sasori, makhluk ter-kawaii di seluruh dunia.
"Tunggu sampai senpai semua melihat ini!" Tobi
mengacungkan lembaran yang dipegangnya
tadi.
"Sini, coba lihat!" seru Konan.
"Bawa sini, un!" suruh Deidara, si ahli ledakan.
Seluruh anggota Akatsuki berkumpul di tengah
ruangan. Mereka semua membaca keras-keras
kertas promosi tersebut:
Mau jadi Entertainer terkenal? Ikuti:
Audisi untuk KONOHA ENTERTAINMENT
Tersedia bagian: Teater, Film, Musik,
Presenter, dan DJ
"Emang ada DJ di Konoha, ya?" tanya Sasori
polos.
"Dewa Jashin itu ada dimana-mana, termasuk di
hati kita!" kata Hidan sok religius. Deidara
menjitaknya.
"DJ yang dimaksud disini itu disk-jockey! Bukan
Dewa Jashin!"
"Tapi Sasori nanyanya DJ yang Dewa Jashin itu…"
"Siapa bilang? Orang nanya DJ yang disk-jockey,
kok," kata Sasori, ngeles.
"Eh, tapi beneran, deh. Emang ada disk-jockey di
Konoha?" gumam Konan. "Coba pakai otak kalian!
Berpikir yang logis!"
"Siapa peduli? Kita juga disini nggak ada yang
bisa nge-DJ! Kita kan, mau main film!" kata Pein,
sok artis.
"Emang Pein-senpai bisa akting?" tanya Tobi.
"Heh, gini-gini, aku lulusan sekolah perfilman di
Amegakure!"
"Lagi-lagi, emang ada sekolah perfilman di dunia
ninja? Ngaco, lo, Pein," kali ini Konan yang
menjitak Pein.
"Udah, ah, lanjut baca. Kalau cocok, kan, kita bisa
dapat duit," kata Kakuzu, si mata duitan.
Syarat:
Berumur 17-30 tahun
"Yah, Sasori-senpai mana bisa ikut! Dia kan,
chibi…" kata Tobi.
"Eh, aslinya aku udah dewasa, lho! Lo tuh, aslinya
kan Madara yang udah tua bangka!" serang balik
Sasori.
"He? Yang kasihan itu Itachi… Udah kelewat
umur, makanya—eh…" Konan langsung berhenti
ketika Itachi memelotinya. Daripada di
Amaterasu, kan, mending diam…
Berjiwa Entertainer
Minimal mempunya wajah setingkat
'CUKUP'.
"Wah, aku cocok, nih!" kata Tobi ge-er.
"Itu topeng lollipop, mana bisa dibilang 'CUKUP',"
sanggah Pein.
"Aku bisa ikut nggak, ya?" gumam Zetsu hitam
sedih.
"Nggak bisa, dong. Kalau Zetsu putih, kan,
ganteng, mana bisa ditolak. Zetsu hitam, sih,
wueeekkk!" Zetsu putih mengeluarkan suara
muntah.
"Woi, kita ini kan satu badan!"
"Siapa bilang? Makasih, deh!"
"Wah, nantangin, lo, ya!"
Lalu kedua bagian wajah itu mulai berkelahi.
"Aku, nih, yang paling cocok. Secara, gitu,
Akatsuki paling ganteng…" gumam Sasori dan
dijitak satu-satu sama anggota Akatsuki yang
lain.
Rajin bekerja, dan ramah
Pendaftaran dilakukan tanggal 10 Agustus
di Konoha Entertainment, loket pendaftaran
F8. Biaya pendaftaran: 1000 Ryo.
Audisi dilaksankan tanggal 13 Agustus di
studio Konoha Entertainment,
Konohagakure, dengan membawa kartu
audisi dan sedikit uang tambahan (buat
nyogok juri, okeh?) . Mulai pukul 08.00 pagi
sampai selesai.
Hokage/Presdir Konoha Entertainment,
Tsunade
"Audisinya di Konoha? Kita harus kesana, dong?"
kata Pein.
"Iyalah, demi impian menjadi artis! Wah, keren
nih!" Hidan berangan-angan.
"Ya, duitnya juga pasti banyak…" lanjut Kakuzu.
"Pasti banyak fansnya…" gumam Tobi.
"Wah, jadi terkenal itu enak…" Pein berangan
juga.
"Musuh-musuh kita bakal iri, un…" kata Deidara.
"Dikenal sebagai seniman atau artis ternama…"
sambung Sasori.
"Seluruh keluarga baik ikan dan manusia akan
bangga… Saking bangganya keluarga hiu bakal
loncat sampai ke darat!" Kisame hampir
menangis saking tidak sabar ikut audisi dan
diterima.
"Kalau Zetsu putih jadi artis, Zetsu hitam bakal iri
sampai bunuh diri…"
"Eh, kalau Zetsu hitam mati, berarti Zetsu putih
juga mati, dong… Kan satu badan. Bego lo Zetsu
putih…"
"Sasuke pasti malu, aku duluan jadi artis…"
"Hoii, jangan ngarang terus, ayo cepat kerja!"
Konan membuyarkan lamunan rekan-rekannya.
"Ngarang aja, kalau diterima. Ayo kerja!"
"Kerja apa, Konan-senpai?" tanya Tobi, kesal
imajinasinya dipecahkan oleh Konan.
"Ya, belanja! Masa kita nanti audisi pakai baju
beginian? Oh ya, juga belajar jadi entertainer, dan
siap-siap! Oke?"
"Oke, Konan-senpai! Mulai bersiap!"
-Akasuna no Aruta-
"Mahal amat, un! Gratisan aja, masa nggak bisa
sih, un?"
"Bikin kartu audisinya aja, biayanya mahal,
Deidara-san! Udah murah, kok! Bayar aja sini!"
bujuk Shizune, penjaga loket pendaftaran, sambil
mengomel dalam hati. Ini orang mau ikut audisi,
tapi ga mau bayar pendaftaran? Ke laut aja lo!
"Jadi nggak, nih? Nggak mau, ya udah. Banyak
yang mau ngantri. Sana, gih!"
"Heh, sopan sedikit, aku ledakin nih, un!" Deidara
mengeluarkan bom C3.
"Siapa takut? Cepetan, mau ikut, nggak!"
"Bayar aja! Kita kan masih ada sisa uang!" kata
Itachi yang udah kebelet jadi artis.
"Iya, deh. Kuzu, sini, un! Uang sisa yang kemarin
mana? Korbankanlah sedikit uang simpanan kita,
toh nanti kalau jadi artis dapat yang berlipat
ganda, un! Allah berfirman (?), sekali kita
bersedekah, seribu kali lipat yang akan kita dapat,
un!" Dei jadi sok alim.
"Oh, terserah lo, dah. Tapi ada syaratnya. Kalian
harus memberikan 70% pendapatan kalian (kalo
jadi artis) masing-masing, kepada bendahara
kalian ini!" Kuzu mulai pasang penawaran.
"80% atau kami batal," kata Pein. Bego amat lo,
leader nista!
"Deal!" Kuzu loncat-loncat girang. Nggak ngeh ya,
ini organisasi, Akatsuki (-Kakuzu) pendapatan
mereka bakal makin berkurang.
"Nih, untuk 10 orang!" Dei menyerahkan uang.
"Ya, kartu audisi untuk sepuluh orang! Ambil, nih!
Audisinya tanggal 13 Agustus pukul 08.00
sampai—"
"Udah tau (un)!" sorak kesepuluh anggota
Akatsuki.
Shizune manyun. "Sialan, kalian semua! Balikin
sini kartunya!"
"Ga ada! Kita udah bayar, un! Ayo, pergi semua,
un!" Dei mengomando teman-temannya untuk
kabur.
"Hoi, nggak sopan kalian! Eh, kok…? Uangnya
kurang! Ini sih masih setengahnya! Balik lagi, sini!
Woi, balik lagi! Uangnya kurang! AWAS KALIAN
SEMUAAA!"
-Akasuna no Aruta-
13 Agustus di Konoha Entertainment…
"Wah, aku belum pernah melihat peralatan
secanggih ini! Ini namanya apa, sih?"
"Iya, keren! Jadi nggak sabar mau menjadi bagian
dari perusahaan ini…"
"Wah, jadi kita di-audisi disini, un?"
"Kenapa ada Akatsuki disini? Tsunade-sama,
tangkap mereka! Buronan ninja nomor satu di
dunia!" teriak suara cempreng.
Akatsuki menoleh. Uzumaki Naruto, rupanya.
"Heh, chibi! Diam, kami bukan buronan lagi
sekarang!" teriak Pein tak kalah cempreng.
"Tuh kan… Masa image kita yang ada cuma
nuke-nin doang…" gerutu Itachi.
"TSUNADE-SAMA, SURUH ORANG MENANGKAP
MEREKA!"
"Hoii, cempreng! Diam, kenapa sih?" kata Konan.
"Kami sekarang adalah… CALON ARTIS MASA
DEPAN!" semua anggota Akatsuki berpose ala
artis. Sasori mengacak rambut dengan
tangannya, Deidara meniup ujung poninya. Lalu
Konan menerbangkan kupu-kupu kertas, Pein
berpose peace, Kisame dan Kakuzu tertawa sok
keren (tapi siapapun yang melihatnya, bukan
keren, tapi norak abis). Itachi memasang mata
sharingan buat gaya doang, Zetsu ga tau mau
ngapain, jadi dia nangkep nyamuk lewat aja pakai
Venus-nya, Hidan senyum-senyum doang sok
imut (tapi kayanya ga ada yang terpana, gak
kayak Sasori senyum, semua orang langsung
pingsan *lebay). Dan yang terakhir, Tobi pasang
tampang polos (emang mukanya keliatan?) yang
membuat semua orang yang lewat ga tahan
buat nyubit nih anak. Tapi kalau topengnya
dibuka, dijamin semua orang pada kabur kalau
tahu itu Madara yang udah berumur lebih dari
yang diperkirakan…
"Artis, artis, pala lo artis! Mana artis kayak kalian,
baka!" kata Naruto, ninja yang terkenal berisik.
"Heh, kita ini memang artis, un! Udah keren-
keren gini, mana mungkin ga kepilih, un?" kata
Deidara-ge-er.
Masalah pakaian, semua Akatsuki sekarang
memakai pakaian a la pengantin (?). Eh, bukan,
maksudnya pakaian kayak anak-anak remaja
normal, lah *emang mereka semua anak-anak,
ya? :p. Lihat aja tuh kakek Itachi yang ganteng-
ganteng tapi keriput (Itachi: "Ini bukan keriput, uy!
Udah dari lahir! Tapi tetep ganteng, kan?").
"Eh, siapa tuh, Naruto?" tanya anak di sebelah
Naruto, Inuzuka Kiba, sambil menunjuk Deidara.
"Sepertinya Deidara," jawab Naru cuek.
Mata Kiba langsung berbinar. Dia lalu menyeruak
di kerumunan Akatsuki dan menarik Deidara
yang lebih tinggi darinya.
"Hai, cewek! Deidara, ya? Kenalin, aku Kiba, dan
ini Akamaru. Kau tinggal di Konoha, ya? Dimana
rumahmu? Aku mau mengajakmu jalan-jalan
malam minggu ke taman, mau nggak? Oh ya,
kesini mau apa? Ngomong-ngomong, kau cantik,
loh!" serbu Kiba, membuat Deidara bingung.
"BAKA! Apa-apaan, nih?" Deidar panic.
"Haha, Dei-senpai dibilang cewek? Ya iyalah, Dei-
senpai kan memang cantik banget," Tobi
terkekeh.
"Lepasin, gak, un!" ancam Dei pada Kiba yang
memegang lengannya sok mesra. Tapi memang
Dei-kun mirip cewek, ya? Rambutnya itu, lho,
cute banget *emang ada rambut cute?
"Aku akan melakukan apapun untuk
mendapatkan cewek secantik kamu!" Wah, Kiba
makin ngelantur, nih! Mungkin di dalam otaknya
terjadi semacam pendarahan yang disebabkan
oleh kesalah pengonsumsian obat, yang
mengakibatkan pikiran yang macam-macam,
gaje, dan efek-efek samping lain *sok jadi dokter.
"Hei, mundur dan menyerahlah! Dia punyaku,
tahu!" Kirain siapa, rupanya Rock Lee yang
sekarang datang tak dijemput pulang tak diantar.
"Wah, kau jauuh lebih cantik dari Hinata, ya?" Neji
menambah panjang antrian 'Deidara-chan (a.k.a
Deidara-kun)'s Super Big Great Guy Fans'.
Lalu kehadiran Shikamaru meramaikan antrian
juga. Juga ada Gaara, yang datang dari Suna
untuk ikut audisi jadi penyanyi dangdut
*GUBRAK! Kazekage jadi penyanyi dangdut? Eh,
nggak lah, dia kesini mau audisi Film! Lalu ada
Kankuro, Sai, Chouji, Yamato, dan yang lebih
mengagetkan lagi, KAKASHI! (Kyaa, secantik apa
sih, kamu, Deidara?) Lalu kerumunan yang
ngefans gila sama Deidara itu mengerumuninya
dan sukses membuatnya tambah sesak.
"LEPASIN, GAK, UN! AKU LEDAKIN NIH, UN!"
"YOU-ARE-MINE, DEI-CHAN!"
"Dia milikku, bukan milikmu. Dia untukku, bukan
untukmu. Pergilah kamu, jangan kau ganggu!
Biarkan aku mendekatinya…" Shikamaru nyanyi:
cempreng abis. *author dikeroyok.
"Dia untuk aku…" Sai: ga ada bedanya! Semuanya
nggak ada bakat nyanyi! *giliran Sai FC yang
ngejitak author.
"WOI GUE INI COWOK!" teriak Dei, kenceng
banget. "Dan buat yang belum tahu, aku ini ahli
ledakan Akatsuki paling terkenal sedunia ninja!"
"Ya iyalah, wong ahli ledakan di Akatsuki kan
cuma Dei-senpai sendiri!" ledek Tobi lagi.
"Grrrhh… Kalau gue udah b-b-bebas," kata Dei
terengah karena dikerumuni banyak cowok
fansnya, "gue ledakin kalian semua! Lo juga,
Tob!" Dei ngancem tapi nggak ada yang takut.
"Selain cantik dan manis (GUBRAK!), Dei-chan
gentle juga, ya!" kata Gaara (OOC banget).
"Kami-samaaaa, tolonglah aku!" jerit Deidara.
Sasori geleng-geleng kasihan. "Sasori-danna,
tolongin dong! Aku janji, kalau Sasori-danna
tolongin aku, un, aku bakal melayanimu seumur
hidup, un!"
"Gomen, Deidara, tapi aku udah punya banyak
pembantu. Masa aku mau mecat semua
Kugutsu? Jadi, ga perlu dibantuin lagi," kata Sasori
*ketawa setan.
"Siapapun deh, un! Konan! Lo bantuin gue,
kenapa, un? Leader, Pein, piercing karatan,
apapun itu panggilanya, bantuin dong, un!"
"Tadinya sih, mau bantu, tapi kebanyakan ngejek
daripada minta tolong, jadi… Tolong aja diri lo
sendiri!" Pein menyeringai.
"Banyak-banyak berdoalah, Dei! Dewa Jashin
akan menolongmu!" kata Hidan sok serius.
"BAKA! Kalau doa terus kapan bebasnya, un?"
"Eh, minggir dikit, dong! Beri aku kesempatan
mendekatinya dahulu (sok bahasa baku)."
"Enak aja lo! Aku duluan!"
"Aku duluan!"
"Akamaru, gigit mereka! Lalu aku akan mendapat
tempat VVIP di samping raga dan di dalam
hatinya!" Jiaaah, Kiba sok puitis.
"Awas gak, lo!" Dei naik pitam.
"Memangnya, Deidara secantik itu ya, Kek?" bisik
Sasori pada Itachi.
"Lo kata gue kakek lo! Tapi iya juga, sih. Masa ga
ada yang nyadar Dei itu cewek! Maksudku,
cowok…" kata Itachi. Tiba-tiba seseorang
menghampiri mereka berdua.
"Hai!"
"Hello. Siapa, ya?" tanya Sasori pada gadis
berambut pirang yang menghampiri mereka.
"Yamanaka Ino. Juri untuk audisi bagian Teater.
Kalian mau audisi juga? Bagian apa?" tanya Ino
ramah.
Nah, kalau yang ini pantas direbutin. Karena dia
cantik. Ini… banci peledak direbutin! Itachi
bergumam dalam hati.
"Film," kata Sasori, gaya cool, biar tuh cewek jadi
terpana. Tapi Ino kelihatannya biasa saja. Tapi lalu
dia tertawa melihat Deidara yang kewalahan
direbutin cowok-cowok.
"Kenapa mereka?" tanya Ino.
"Entahlah. Pada ngerebutin banci peledak," kata
Itachi sinis.
"Kenapa, lo? Mau juga, direbutin kayak gitu?"
Sasori menertawai nada sinis Itachi.
"Gak, lah! Makasih!"
"Oh ya, Ino, kamu tahu tidak, kenapa cowok-
cowok itu jadi pada mengira Deidara itu cewek?
Padahal kan, nggak terlalu kelihatan kayak cewek,
kok!" tanya Sasori pada Ino.
"Ada tiga alasan," kata Ino sok pintar. "Pertama,
mereka memang katarak dan tidak bisa
membedakan mana cewek mana cowok," Ino
lalu melanjutkan, "Kedua, mereka baru
kehilangan cinta, sehingga banci kayak gitu aja
bisa dianggap cakep banget."
"Nah, Ino sependapat denganku, kalau Dei itu
memang banci!" seru Itachi senang. Ino
mengabaikan komentarnya.
"Ketiga, mereka terkena penyakit yang
bernama…" Ino menjelaskan dengan berbisik.
Wajahnya mendadak serius. Begitu pula Itachi
dan Sasori. "Namanya… namanya…"
"Udah cepat, apa namanya?" bentak Sasori.
"Oke, oke, namanya…" Ino berbisik semakin
pelan. "Rejectolosis."
"Reject—apa? Rejectonosis? Apaan, tuh?" tanya
Itachi.
"Rejectolosis," koreksi Ino.
"Rejectolosis… Rejectolosis…" Sasori mengingat-
ingat. "Siapa yang bikin, tuh? Baru denger, lho!"
"Ya, istilah itu aku yang buat sendiri!" Ino berkata
bangga. Kedua Akatsuki langsung sweatdrop.
"Bersama Tsunade-sama, dan beberapa orang
perusahaan lain. Istilah itu dikatakan untuk orang
yang tidak lulus audisi. Lalu menjadi trauma, dan
pikirannya kacau selama beberapa jam ke
depan."
"Oh, begitu!" ujar Itachi dan Sasori bersamaan.
"Dan sejauh ini, perkiraanku benar. Mereka
semua terkena Rejectolosis! Kiba, Rock Lee, Neji,
Kankuro, Sai, Chouji, dan Yamato!"
"Lalu Gaara dan Kakashi?" tanya Sasori untuk
keterangan lebih lanjut (?).
"Gaara itu Kazekage. Mungkin dia lagi banyak
pikiran dan sibuk. Jadi agak stress."
"Kurang kerjaan banget, sih, Kazekage ikut audisi
Film!" gerutu Itachi. "Sainganku kan, jadi
bertambah!"
"Asal kalian tahu saja, Konoha Entertainment itu
terkenal. Desa lain tidak punya perusahaan
entertainment se-tenar ini. Jadi bahkan Kage dari
desa lain ada yang ikutan. Cuma Gaara, sih…
Lagipula kita tidak mau menerima Raikage dan
Tsuchikage yang tua bangka itu… Mizukage sih,
masih boleh…"
"Jadi mereka itu cuma stress?" Sasori
menyimpulkan.
"Yap."
"Tapi sayang sekali anak itu," kata Sasori pada
Itachi, seraya menunjuk Sai. "Ganteng-ganteng
seleranya si banci peledak itu…"
"Apa barusan kau bilang?" tanya Ino. Sasori
kembali menunjuk Sai.
Mata Ino melebar. "Yang it—itu… Sai?"
"Tadi kan kau menyebutkan namanya saat
memberitahu siapa saja yang kena Rejectonosis
—eh, Rejectolosis. Masa nggak ngeh, sih?" Itachi
bingung.
Lagi-lagi dia mengabaikan Itachi ("Eh, ganteng-
ganteng dicuekin!" Sasori: "Apanya yang
ganteng? Keriput!").
"SAAAIIIII! Kalau mau selingkuh cari target yang
cakep dikit, napa? Ini, banci peledak, lagi!"
"Eh, Ino!" Sai baru sadar, dan keluar dari
kerumunan. Wajahnya memucat melihat mata
Ino yang hampir keluar lubangnya (:p).
"SIAPA ITU?"
"Dei-chan!"
"Dia itu banci, tahu!"
"Aku cowok, BAKA!" sela Deidara dari dalam
kerumunan. Tapi Ino tidak bisa melihatnya
karena dia tenggelam di antara para fansnya.
"Siapa tuh yang ngomong?" tanya Ino.
"Setan kali!" kata Sai ngasal.
"Jangan mengalihkan pembicaraan, Sai!" marah
Ino lagi. Lalu menjewer Sai. "Ini pelajaran
untukmu! Kau bilang, sambil gombal, katamu
aku satu-satunya yang ada di hatimu! Mana
buktinya, hah?"
"Kapan aku bilang begitu—ahh!" Ino menjewer
makin keras, Sai berteriak. "Aw, sakiit, Ino-chan,
lepasin!"
"Tidak sampai kau mau mencium kakiku!"
"Jijay!"
"Apa katamu?" Ino meledak, menjewer Sai lebih
keras.
"Oke, oke, aku lakukan!" kata Sai akhirnya.
"Cepat! SEKARANG!"
"Siapa bilang sekarang? KAPAN-KAPAN!" Sai
makin membangkang.
"SAI! Ayo kita pulang!"
"Pulang kemana!"
"Ke rumahku! Aku harus membereskanmu dulu!"
"Jangan! Ke rumahku saja! Aku yang harus
membereskanmu!"
"SAAAIII!"
"Apa?"
"SAAAIII!"
"Apa?"
"Aku hobi melihat hal-hal seperti ini, a.k.a
perpecahan rumah tangga," kata Sasori. Tahu-
tahu di tangannya dan Itachi sudah ada popcorn.
Jadilah mereka menonton hiburan gratis berjudul
'Suami-suami takut Istri' versi ninja muda.
"K-k-kat—" kata Deidara terengah. Ini adalah satu-
satunya pilihannya. Satu-satunya cara untuk
keluar dari kerumunan nista yang
mengidolakannya. Dia harus melakukannya.
Harus. Harus. Harus! *mau nyampe berapa kali
mikir 'harus' mulu? :p. "K-k-kat—k-k-kat—kat—
KATSU!"
BYAARR!
Eh, salah…
DUAARR!
"SIAPA YANG MELEDAKKAN STUDIO INI? KAU
KELUAR DARI AUDISI!"
TBC…
2 komentar:
lucu banget
Ok keren senpai,
Posting Komentar