Hidan melangkah, menyusuri jalanan pasar
malam kala itu. Ya, hari itu malam, makanya
disebut pasar malam. Oke, ini info gak penting.
Semua mata memandangnya. Semua perhatian
orang tertuju hanya padanya. Kalian pikir Hidan
adalah seorang cowok idola yang akan membuat
terpana semua gadis, wanita, pria, maupun
lelaki? Tidak. Semua mata memandangnya
karena dia berjalan bersama dengan para kru dari
sebuah reality show terkenal yang tengah marak
kala itu di televisi.
Apa nama acaranya?
"Hidan emang Edan" itulah nama acaranya.
Sebuah reality show dengan Hidan sebagai
pembawa acara, di mana tugas Hidan disini
adalah untuk menghipnotis orang agar dia mau
mempublikasikan aib-aib dalam kehidupannya,
secara tidak sadar dan terpaksa.
Dan kali ini, ia sedang mencari siapa orang yang
beruntung untuk masuk TV dan tidak beruntung
untuk mengatakan semua dosa yang ia perbuat.
Siapa ya?
Kepalanya menoleh kesana-kemari. Dan
perhatiannya tertuju pada seorang pemuda yang
tengah menatap pada wahana merry go round
yang pelanggannya nyaris 100 persen adalah
anak-anak di bawah umur lima tahun.
"Halo," sapa Hidan ramah pada pemuda itu.
Pemuda itu menoleh sekilas. Ia tahu bahwa
Hidan adalah seorang artis dan ia tahu pula, apa
yang akan ia lakukan pada dirinya.
"Hn."
"Lagi apa nih?" tanya Hidan nyantai sembari
bersender pada pagar pembatas antara wahana
dengan jalanan.
"Lagi boker," jawabnya ngasal, separuh malas
separuh kesal.
"Oh... lagi bete ya? Judes banget," ujar Hidan,
"Gini deh, lo mau gak gue hipnotis? Itung-itung
untuk mengeluarkan unek-unek yang ada di
pikiran lo."
Sejenak, pemuda itu tampak berpikir, namun
sedetik kemudian, dia berkata, "Lo bisa bangunin
gue, gak, entar pas selesainya?"
Hidan sweatdropped, "Ya iyalah. Lo pikir gue
gadungan, apa?"
Dan jadilah, pemuda itu kini tengah duduk di
sebuah bangku panjang dengan para penonton
yang berkerumun melihat proses syuting acara
itu.
"So, nama lo siapa?"
"Hn, Justin Uchiha."
"Ngibul banget."
"Udahlah, langsung hipnotis aja. Entar kan lo bisa
tanya," ujar pemuda itu dengan separuh jengkel.
"Oke-oke," balas Hidan, "Baru kali ini pesertanya
belagu banget."
Dia mengambil sebuah kalung panjang dengan
sebuah lingkaran dengan segitiga di dalamnya. Ia
tampakkan kalung itu di depan wajah pemuda
itu.
"Lihat ya, dengerin gue, jangan dengerin
siapapun. Lo liat kalung ini, trus, entar lo mulai
ngantuk-ngantuk trus tidur. Ngerti?" ujar Hidan.
"Bere–."
BUKH!
Belom sempat pemuda itu melanjutkan
ucapannya, punggungnya terhantam oleh
tangan salah satu rekan Hidan, hingga saking
kuatnya pukulan itu, membuat Justin (?) akhirnya
tertidur, atau lebih tepatnya, pingsan dan menuju
kematian.
"Oke, kita mulai. Dengerin pertanyaan gue, Justin.
Jawab kalo elo mau jawab, dan jangan jawab
kalo gue enggak nanya. Bohong itu dosa
loooohhhh..." Hidan melebay.
"Iya iya, bawel lo," gumam Justin dari alam
bawah sadarnya.
Gini nih, sesi wawancara Hidan dengan Justin.
"Oke, nama lo siapa?" tanya Hidan
"Hn, Sasuke Uchiha, tapi lo bisa panggil gue
Justin," jawab Justin.
"Hah? Nyambungnya di mana tuh?"
"Adalah, gue ama Justin Bieber kan sama-sama
ganteng dan kerennya."
"Oh... gitu...," balas Hidan heran
Oke, sejak sekarang, nama Justin kita coret dan
ganti kita tulis dengan Sasuke.
"Lo tadi ngapain di sini?" tanya Hidan.
"Liatin merry go round, inget masa kecil gue."
"Oh... lo kangen ama masa-masa kecil lo di
mana lo dimanja ama orang tua dan keluarga lo,
gitu?"
"Hn, tepatnya, gue kangen saat-saat ngejorokin
Kakak gue dari atas kuda di merry go round."
Hidan menampakkan wajah horor lalu
melanjutkan, "Oh... emang kenapa lo jorokkin
dia?"
"Gak papa, gue merasakan kebahagiaan tersendiri
aja saat ngelihat Kakak gue menderita."
"kan kasihan..."
"Bodo'."
"Lo kesini sendiri?"
"Ada sih, temen. Tapi mereka misah gitu dari
gue."
"Lho, kok gak sama-sama?"
""Abis, mereka kan pacaran. Gue ogah jadi obat
nyamuk."
"Lha? Emang lo gak punya pacar?"
"Banyak sih.."
"Wuih! Play boy, euy!"
"Banyak yang nolak maksud gue."
"Hah? Kenapa? Bukannya elo keren? Kayak Justin
Bieber lagi," tanya Hidan sambil nahan muntah.
"Tauk, mereka nyadar diri kali gak pantas ama
gue."
"Pantas aja ditolak, orang elo narsis banget,"
batin Hidan.
"Emang gimana mereka nolaknya?" lanjut Hidan.
"Ya gitu, mereka menyatakan cinta pada gue,
trus–"
"Bentar, kata lo elo ditolak, kok sekarang elo
ngomong elo ditembak? Elo mabok ya? Sadar oi!"
potong Hidan.
"Bego, lu!" bentak Sasuke sambil nampar Hidan
sambil merem, kena sasaran, kepala, "Gue kan
lagi elo hipnotis, mana mungkin sadar, sih!"
"Perasaan kalo orang dihipnotis gak nyadar deh
kalo dirinya lagi dihipnotis," batin Hidan sembari
mengelus kepala benjolnya.
"Ya udah deh, terusin.." kata Hidan.
"Hn. Gue ditembak mereka, gue bilang gini, 'Oke,
elo gue terima. Asal kalo kita makan, elo bayarin
gue, ya?'. Nah, mereka langsung lari dan nolak
gue. Sakit hati gue!"
Hidan sweatdropped, "Cowok pun pasti nolak elo
jika elo gak modal kayak gitu."
"Nyambung ya?"
"Hn."
"Jadi mereka nolak elo karena gak mau bayarin
elo, gitu?"
"Yoa. Payah. Masak mau pacaran tapi gak punya
modal."
"Nyadar dong, lu!" batin Hidan.
"Trus, jadi elo gak pernah pacaran dong? Kan
prinsip elo mau yang gratisan," lanjut Hidan.
"Hn, gue sedang menanti jodoh yang terbaik
bagi gue."
"Matre, lu!" gumam Hidan.
"Trus, elo gak pernah ngerasa iri gitu saat lihat
temen-temen elo punya pasangan? Seperti saat
ini?" tanya Hidan.
"Tergantung mood gue sih."
Hidan:
"Hah?"
"Kalo gue lagi banyak duit, gue gak iri. Kalo lagi
bokek, rasanya gue pengen nembak cewek
siapapun yang deket gue."
"Matrenya..."
"Dibilangin, gue gak matre, hanya menahan laju
inflasi!"
"Oke-oke. Disambung-sambungin aja deh." kata
Hidan.
"Oh ya, tadi elo kan minta dipanggil Justin, ya?
Mana nyangkut-pautin Justin Bieber. Elo nge-fans
banget ama dia ya?"
"Duh! Iyalah! Siapa sih yang gak ngefans ama
cowok seganteng itu? Hanya cowok gak normal
yang gak ngefans dia (?)!"
Hidan jawsdropped, "Kayaknya, elo gak pernah
pacaran bukan karena masalah uang, tapi kondisi
dari mental elo deh."
"Gue waras tauk. Elo tuh yang edan, sesuai nama
acara nista ini."
Hidan menatap jengkel, lalu berbisik pada kru,
"Entar sensor kalimat dia ini, ye?"
"Emang apanya dari JB yang elo suka?"
"Semuanya lah. Wajahnya imut banget tauk.
Kayak gue, nih."
"Oh ya, coba, pose ala JB dipotret."
"Pose yang gimana?"
"Errrr... terkejut!" kata Hidan ga penting.
Sasuke berdiri, lalu mengangakan mulut sembari
kedua tangannya menebah dada sembari
berucap keras, "HA!"
Hidan hanya sweatdropped, "Itu tadi kayak JB
kena serangan jantung, deh," katanya, "Oke,
sekarang, pose JB dipotret ama fans."
Sasuke agak membungkuk, sebelah tangan
menyentuh dagu, dengan sebuah senyuman
yang seduktif (?).
"Kayaknya gue familiar ama pose itu... Hah! Itu
kan pose manis andalannya Sasule," gumam
Hidan.
"Siapa itu Sasule? Jelek banget namanya!" tanya
Sasuke.
"Oke, sekarang, elo peragain JB pas nyanyi deh.
Bayangin semua orang disini adalah fans lo. Dan
elo berada di sebuah panggung besar," kata
Hidan.
"Lagunya yang mana?"
"Baby tuh."
"Baby baby my baby... you drive crazy... baby
baby my baby... my honey swee–" nyanyi
Sasuke, tapi keburu dipotong Hidan.
"STOP! Itu kan lagunya Cinta Laura!"
" Oh ya?"
"Udah, duduk aja deh, lo. Nista dan kasihan
banget JB punya fans kayak elo."
Sasuke mendengus, "Huh, elo ngomong gitu
karena iri aja, kan, gak ada talenta elo yang bisa
elo jajarin kayak artis," dan ia duduk kembali.
"Emang semua peragaan elo tadi itu bisa dijajarin
kayak artis? Udah deh, trus, elo punya keinginan
untuk jadi kayak JB? Beken gitu maksud gue."
"Pengen sih, siapa sih orang yang gak pengen
beken?"
"Jadi elo merasa bahwa sekarang diri elo belum
beken?"
"Udahlah, hanya saja gue gak masuk TV gitu
aja."
Hidan membatin, "Abis ini elo pasti masuk TV,
kok. Moga-moga aja JB lagi kurang kerjaan dan
nonton episode ini di Youtube."
"Amin," jawab Sasuke (?).
"Trus, ada masalah lain gak, yang mungkin
sekarang masih jadi unek-unek elo?"
"Ada sih..."
"Ceritain dong"
"Gini, gue sering banget dikatain ayam ama
temen-temen gue. Gara-gara model rambut gue
yang kata mereka mirip ekor ayam ini, nih."
Hidan syok, "Oh, ya, baru nyadar gue. Emang
mirip sih.."
"Sialan lo."
"Memang kenapa? Kan keren tuh, ayam itu
adalah hewan imut (?) dan bermanfaat, dari
daging ampek kotorannya."
"Emang elo makan kotoran ayam?"
"Buat kompos lah..." jawab Hidan, tapi misuh-
misuh dalam hati.
" Hn.. gue gak suka. Masak keren-keren gini
dipanggil ayam, kesannya gue pengecut gitu."
" Menurut elo, elo gak pengecut, gitu?"
" Ya gak lah! Gue berani tidur sendiri di kamar!"
Hidan sweatdropped, "Tapi harusnya elo bangga,
dong, punya nickname unik gitu? Itu ciri khas elo,
mamen!"
"Gini, kalo seandainya elo gue panggil monyet,
mau dan bangga?"
"Tapi itu kan jauh banget dari ayam," protes
Hidan yang nangis dalam hati "Nista banget gue."
"Alah, sama hewannya juga. Lagian rambut elo
kan putih tuh, kayak simpanse. Klop deh."
Hidan membatin, lagi, "lama-lama gue matiin aja
nih, orang."
"Kalo elo gak mau, kenapa gak nyoba gaya
rambut lain aja?" tanya Hidan.
"Gak bisa, kalo gue lurusin ke bawah jabrik gue,
entar rambut gue kayak Andhika Kangen Band."
"Gue kan gak suruh elo ngelurusin, tapi cocok
kok kalo buat elo. Hehe."
" Sialan lo. Gue pulang, nih."
"Kayak elo bisa aja," batin Hidan, "Ya sudah.
Sekarang elo dengerin sugesti positif dari gue,
ya?" lanjutnya.
"Dengerin aja, kan? Gak usah lakuin? Ya udah."
"Ya lakuin lah!"
"Oke oke. Terserah mulut lo lah. Makin cepat
acara ini kelar, makin baik."
Hidan ngebatinsweatdopped, "Kok dia nyadar ya,
kalo lagi disyuting?"
"Gini, Sas. Terlepas dari masalah elo ama Kakak
lo, tapi lo harus nyadar bahwa dia emang Kakak
lo. Jadi, lo harus hormatin dia."
"Bullshit, dia aja gak pernah hormat pada ortu
gue."
"Diem dulu, deh! Lama-lama gue sumpel mulut
lo!"
"Oke, trus, masalah kefanatikan elo ama JB, jadiin
itu hal positif. JB kan bisa sukses tuh di masa
muda dan beken, masak elo yang udah tua (?)
gini masih ngeliatin marry go round kayak orang
MKKB*?"
"Elo juga, udah tua masih aja ngerjain orang
kayak gini."
"Gue ini kerja, bukan ngerjain!"
"Halah, terserah lah."
"Diem!" bentak Hidan, "Trus, masalah elo yang
jomblo mulu. Elo itu cowok-"
Sasuke memutar bola mata dengan masih
terpejam, dan mendengus, "Ya ampun, gue baru
nyadar.." ujarnya sarkastis.
"Jangan potong ucapan gue!" kata Hidan, "Hari
gini jadi cowok matre? Yaahhh…. Malu ama
tukang sampah!"
Sasuke dan semua orang yang nonton pada
sweatdropped.
Jangkrik pun menyahut, "Krik krik krik…."
"Apa hubungannya status asli lo itu ama semua
ini?" tanya Sasuke.
"Ya tukang sampah itu gak matre!" jawab Hidan
panik, tanpa sadar mendukung ucapan Sasuke.
"Yayaya…. Gue selingkuhan Taylor Swift," ujar
Sasuke sarkastis.
"Apa hubungannya?"
"Otak lo miring!"
Hidan semakin tidak mengerti.
"Oke, lanjut deh. Jadi gitu, kalo elo matre mulu, lo
nunggu Paris Hilton nembak elo buat jadi
suaminya biar elo bisa bahagia, kaya raya, pesta
pora, mati masuk neraka?"
"Amin (?),"
"Dasar…" gumam Hidan, "Trus, masalah gaya
rambut elo. Itu udah jadi ciri khas, ngapain elo
ubah? Elo harus bangga, dong!"
" Okeokeoke, udah kelar? Buruan bangunin gue
dong, gue daritadi pengen ke WC, nih."
Hidan sweat dropped, " Oke, begitu elo denger
suara tepukan meriah, elo buka mata lo dan
bangun dari tidur lo. Oke, mamen?"
"Buruan tepuk tangan!"
" Tepuk tangan yang meriah!" teriak Hidan.
Penonton pun ber-plok-plok-plok.
Sasuke langsung melek lebar, "Oh..."
"'Oh' apanya?" tanya Hidan.
"'Oh'ohohohoho…." Ujar Sasuke, diduga otaknya
geser akibat hipnotis.
"Hei, nama lo siapa?"
"Hah? Justin Uchiha," jawab Sasuke yang
direspon muntahan penonton.
"Beneran nih?" goda Hidan.
"Bukan, ding. Sasuke Bieber."
" Maksa banget…"
" Elo tuh yang maksa! Sialan banget, sih. Gue
heran, kenapa pemerintah gak ngelarang acara lo
ini? Sesat."
"Nyantai, mamen…" ujar Hidan dengan keringat
dingin, "Oke, Justin. Elo suka ama siapa nih? Idola
mungkin?"
"Gue? Gue suka sama Albert Einstein. Pinter
banget dia, bisa nemuin telepon."
Dan kemudian hening.
" Gak suka Justin Bieber?" tanya Hidan sembari
kedip-kedip centil.
Sasuke terlihat syok, lalu kembali stay cool, "Ha-
hah? Enggak. Sori, ya. Gue masih normal."
" Gue kan gak ngatain kalo cowok yang suka JB
itu gak normal, lhoooo…."
Sasuke membuang muka, "Pokoknya gue suka
Albert Einstein, titik!"
"Hahahaha… trus trus, udah punya cewek?"
" Selusin."
" Selusin minus dua belas?"
Sasuke keki.
"Apa pendapat lo tentang cowok matre?"
"Ke laut aje."
"Kok elo masih di sini?"
Sasuke terkejut, "Lo makin gak jelas!"
" Hehehe… jadi punya pacar, gak?"
" Gue bilang selusin, juga!"
" Oke oke… Trus, punya masalah ama gaya
rambut?"
"Emang kenapa rambut gue?" tanya Sasuke
langsung sensi
"Oh, enggak. Bagus aja, mengingatkan gue pada
ekor suatu hewan…."
" Diem!" bentak Sasuke sembari buang muka
sambil nahan malu.
"Hahaha… Ya sudah, Sasuke. Abis ini elo bisa liat
tayangan ulang elo dan elo bisa nentuin apakah
elo setuju jika tayangan ini ditayangkan di TV.
Kalo elo setuju, tayang di TV. Kalo elo gak setuju,
tampil di TV."
" Sama aja dong," Sasuke swt.
" Terima kasih, Sasuke! Elo udah ada di Hidan
Emang…"
Penonton teriak dengan ketulusan hati,
"EDAAAAAAAANNNN!"
Beberapa saat kemudian, Sasuke berkesempatan
melihat video saat ia disyuting dan dihipnotis oleh
Hidan. Berkali-kali mulut itu menyumpah-
nyumpah dan jari tengah di kedua tangannya
teracungkan.
Sasuke menyeringai jahat sembari bergumam,
"Elo belum tahu aja siapa gue."
Kemudian, ia mencari Hidan. Setelah ditemuinya,
dihampirinya cowok itu.
Sasuke nyamperin Hidan, "Oi, Hidan."
Hidan menoleh, " Apa?"
Sasuke langsung melempar cium jauh pada
Hidan dari jarak dekat.
Hidan langsung KO.
Sasuke menangis dalam hati, "Inilah kenapa gue
ogah mengembangkan bakat gue. Kenapa
metode penghipnotisan gue nista banget?"
"Oke, nama elo siapa?" tanya Sasuke pada Hidan
yang tertidur.
" Gue Hidan," jawab Hidan di bawah alam sadar.
" Apa hal yang paling memalukan yang pernah
ada dalam hidup elo?"
" Gue aslinya gay."
Sasuke syok, lalu menyeringai, "Fufufufu… Bisa
gue ancem, nih. Biar tahu rasa gimana rasanya
jadi orang yang aibnya kebongkar!" batinnya
nista.
Sasuke mengeluarin HP dari saku, ngerekam sesi
hipnotisnya dengan Hidan, dan membatin, "Abis
ini gue upload ke You Tub! Rasain!"
"Oh, ya? Trus, sekarang, elo punya pacar gak?"
lanjut Sasuke.
"Pacar sih gak ada."
"Oh… Kalo jatuh cinta ama orang?"
"Ada sih…," jawab Hidan sambil senyum-
senyum mesum.
Sasuke antusias, "OH YA?"
"Um…."
"?"
"Uchiha Sasuke."
TAMAT
Ps: Jadi, aslinya Sasuke itu juga tukang hipnotis.
Cuma dia ogah ngelihatin dan mraktekking di
depan TV kayak Hidan karena metode buat
ngehipnotis orang miliknya itu nista banget
*baca: cium jauh* 8D
Oke, ini garing
Terima kasih sudah bersedia membaca :D
Salam,
0 komentar:
Posting Komentar