Total Tayangan Halaman

03/06/12

REVIEW IS MONEY

Disebuah ruangan yang bermandikan cahaya
bulan, tak ada lilin apalagi lampu yang menerangi
menambah kesan angker bagi setiap orang yang
melihat maupun hanya sekedar melewatinya, di
tengah ruang tersebut, terdapat enam orang pria,
seorang wanita, dan seorang waria alias tak
diketahui gendernya, sedang dua lainnya telunta
lunta antara manusia atau jejadian tak berharga.
Ruangan ini, adalah markas sebuah organisasi
yang sangat di takuti dan disegani di dunia ninja,
desas desusnya, para anggota organisasi
tersebut bukan manusia biasa, ada berondong
berwajah cute padahal umurnya udah
bangkotan, ada pemuda tampan tapi ternyata
keriputan, ada yang mata duitan bahkan mata
keranjang dan jangan lupakan penyiar ajaran
sesat dan pelaku pemboman internasional juga
ada disini. Dan nama organisasi ini adalah
Akatsuki!
Mereka semua sedang bersimpuh dengan wajah
serius, oh tidak semua, karena ada seseorang
yang berdiri di hadapan Sembilan yang lainnya
dengan arogan nan angkuh.
"Apa-apaan ini?" tanya seorang pria bercadar
sambil menggebrak meja di hadapannya dengan
sangat keras, para makhluk-makhluk tuhan yang
tercipta paling sial yang sedang duduk atau lebih
tepatnya berlutut, kini makin menunduk
ketakutan.
"Pein, apa yang kau lakukan, kau menghabiskan
semua dana kas kita!"teriak pria bercadar itu pada
laki-laki berambut orange dengan piercing di
seluruh wajahnya.
"Leader-sa…"perkataan pria berpriecing aka Pein
tersebut langsung dipotong oleh pria bercadar
tadi.
"Aku tahu, kau ingin bilang tidak ada yang bisa
menggantikan aku sebagai seorang bendahara,
tapi apa boleh buat manusia dengan sejuta
talenta sepertiku sudah dipilih menjadi
leader,"ucap pria bercadar tersebut yang
belakangan diketahui bernama Kakuzu.
'Siapa juga yang mau ngomongin itu,'batin Pein
sweatdroped.
"Aku tidak bisa bertoleransi meski kau memujiku,
karena kau tetap harus bertanggung jawab atas
semua ini,"ucap Kakuzu dengan kewibawaan
yang tak disangka-sangka oleh para anggota
Akatsuki yang lain, sangking shocknya para
Akatsuki's hamper saja menghubungi RSJ
terdekat.
"ehem" Kakuzu berdehem sambil menarik nafas
dan memejamkan mata, mencoba
mengumpulkan semua kewibawaannya yang
kemarin tercecer di tepi pantai, keadaan yang
sempat kacau kembali hening.
"KAU BENAR-BENAR GILA PEIN, baru satu bulan
kau menjadi bendahara Akatsuki, tapi kau sudah
menghabiskan seluruh kas Akatsuki sampai
keakarnya, padahal dulunya kuhemat habis-
habisan, sampai-sampai saat makanpun kita
terpaksa(sengaja)mengikat Kisame agar bisa
memakan sodara-sodaranya yang dipelihara di
aquarium untuk menghemat biaya. Tapi, kau
menghabiskannya hanya untuk membeli majalah
dan DVD *piip* ini," ucap Kakuzu menggebu-
gebu sambil mengancung-ancungkan majalah-
majalah yang layak dan wajib di sensor oleh
lembaga perlindungan anak di bawah usia 17+.
"Kakuzu-jii…BUAGH" kalimat dari pria autis
bertopeng langsung dipotong dengan lemparan
sandal jepit bau terasi tepat menghantam sang
bocah bangkotan.
"Aku tak sudi disebut jii-san oleh orang yang
bahkan 100 tahun lebih tua dariku, lagi pula aku
masih terlihat tampan nan gagah," ucap Kakuzu
kembali bernarsis ria ala ibu-ibu rumah tangga.
Pria bertopeng atau lebih akrab disebut Tobi,
segera di gotong kedalam kamar oleh Zetsu
bersaudara sebapak seibu dan sebadan lain
pikiran juga lain warna.
"Kembali ke pokok permasalahan, aku ingin kalian
semua mencari pekerjaan yang menghasilkan
uang secara halal atau haram (terserah sajalah),
untuk mengembalikan dana kas kita. kalian tau
sendiri, tanpa kas itu, organisasi kita tidak akan
berjalan," ucap Kakuzu yang kembali berwajah
serius kalau sudah bersangkutan dengan uang,
yah tentu saja motto hidup Kakuzu itukan
'money is everything because everything need
money, yang nggak punya money nggak bisa
everythinng' .
"Loh…bukannya pekerjaan kita selama ini adalah
memburu orang-orang hebat dan akhirnya
ditukarkan dengan uang?"tanya pemuda
berambut merah atau lebih sering disapa Sasori
si berbie face eh baby face maksudnya.
"Kita sudah tidak bisa lagi meneruskan pekerjaan
itu, karena Akatsuki sudah menandatangangi
perjanjian damai dengan kelima Negara
ninja,"ucap seorang pria berkeriput tapi tak tua
malah kelihatan tampan dengan penuh wibawa.
"Ja…jadi…sekarang Akatsuki pengacara banyak
kerjaan?"tanya only one lady disana, siapa lagi
kalau bukan Koran, eh Konan maksudnya.
"Kau bodoh ya un, sejak kapan kita jadi
pengacara? Banyak kerjaan pulak, un!"cerocos
only one waria *buagh*(author ditinju Deidara).
"Iya, bener tu yang di bilang si Dei, kamu nggak
boleh bo'ong Konan-chan, entar di hukum DJ
lho,"ucap seorang pria berpenampilan
menantang yang memperlihatkan dadanya yang
bidang sambil berbicara sok imuet yang minta di
tendang oleh para pendengar, tapi karena sayang
dan bimbang, hal itu nggak bisa ditayangkan*?.
"Lu pada yang bego', pengacara banyak kerjaan
ntu maksudnya penganguran tau!"semprot
Konan disertai hujan lokal yang tak dapat di
hindari oleh Deidara maupun Hidan, melihat
sepertinya akan terjadi baku hantam, Kakuzu
langsung memotong pembicaraan mereka pake
gunting kebun yang sudah karatan.
"Cukup! Simpan energi kalian untuk berkerja
besok. Pokoknya kalian harus mendapat uang
sebanyak-banyaknya, dan dua orang yang paling
sedikit mendapatkan uang dalam bulan ini, akan
menjadi pembantu dimarkas, MENGERTI?"tanya
Kakuzu dengan semangat 45, mengalahkan
semangat masa mudanya Gai maupun Lee
(menyangkut uang sih).
"Mengerti sih mengerti, tapi yang KORUPSIkan si
Pein, kenapa kami harus ikut-ikutan mengemban
hukumannya?"tanya Kisame menekan pada kata
korupsi, yang lain manggut-manggut
membenarkan perkataan Kisame kecuali Pein
yang shock setengah mati. Gimana nggak shock
coba? Padahal mereka udah janji sehidup semati,
makan sepiring bersama dan lain sebagainya.
"Sehidup semati? Maksudmu, Sembilan hidup
seorang mati! Kalau masalah makan, kau sendiri
yang membagikan makananmu bersembilan,
sedang kami makan satu orang dua piring
kok!"ucap Itachi yang seolah bisa membaca isi
hati Pein.
Baru saja Pein ingin bertanya kenapa Itachi tau
apa yang ada dalam Pikirannya, mulutnya
langsung bungkam melihat saringgan yang
sedang berputar pada porosnya.
"BRAAAK…"meja yang membatasi para anggota
akatsuki dengan leader mereka kembali di gebrak
oleh Kakuzu dengan kekuatan jumbonya yang
tak berperikemejaan. Suasana yang kembali
hening menjadi semakin mencekam melihat
perubahan pada mimik cadar*? Kakuzu, mata
yang memicing tajam dengan aura hitam
mencekam membuat Pein dkk terpaksa menelan
ludah secara paksa.
"Cuman Pein yang korupsi katamu?"desis Kakuzu
membuat yang mendengar merinding disko.
"Jangan kira aku tidak tau kalau kalian juga ikut-
ikutan menutupi kesalahan si mesum
ini…"sambung Kakuzu lagi masih dengan suara
datar yang dipaksakan untuk menambah
kekerenannya, kemudian ia mengeluarkan
selembar kertas yang entah dari mana di
dapatnya. (kayak kantong ajaib doraemon aja ntu
si Kakuzu.)
"Boneka himeko model terbaru untuk Sasori,
kertas origami 1000 warna untuk Konan, pupuk
kompos terbaik untuk Zetsu, lolipop empat rasa
untuk Tobi,"Kakuzu membaca sebuah daftar
yang sepertinya adalah daftar belanjanya Pein.
Sasori, Konan, Zetsu bahkan Tobi(entah sejak
kapan sudah kembali keruangan) yang
mendengarnya langsung memelototi Pein,
pasalnya, hadiah-hadiah tersebut diberikan Pein
dengan mengatas namakan pertemanan tanpa
rasa pambrih, tapi ujung-ujungnya pambrihnya
malah mencapai tingkat tertinggi di abad ini,
bagaimana tidak? Bagai berhutang seribu tapi
harus membayar seratus ribu(rentenir kelas
kakap).
"Peranakan antara ikan koi dengan hiu Australia
untuk peliharaan Kisame, bubuk mesiu dari
pabrik yang sama dengan yang digunakan
Nurdin dkk untuk Deidara, Krim spondgs anti
aging pencegah keriput usia dini untuk Itachi, dan
alat-alat ritual untuk Hidan,"Sambung Kakuzu
yang kembali membaca lembaran kertas
tersebut. Setelah mendengar penjelasan Kakuzu,
para anggota akatsuki pun sudah mengerti
permasalahannya. Mereka langsung berdiri tak
lupa menyeret Pein yang sedang gemetar tak
karuan.
"Mau kemana kalian?"tanya Kakuzu melihat para
anggota akatsuki yang beranjak pergi tanpa
pamitan meninggalkan dirinya sendirian di
tengah kegelapan.
"Kami mau menyelesaikan urusan dengan
bendahara kita ini,"ucap Sasori dengan senyum
manisnya, tapi Pein malah makin merinding
disko.
"jangan sampai mati ya!"nasehat Kakuzu yang
sama sekali tak bisa membantu.
.
.
.
"Jadi apa yang harus kita lakukan pada orang
ini?"tanya Kisame pada teman-temannya sembari
menunjuk Pein yang sedang terbaring lunglai di
ranjang mini karena kesandung kaki eh akar
Zetsu tadi.
"Hmm…pokoknya jangan sampai kita harus ikut-
ikutan kerja untuk mengganti dana kas,"Itachi
"Bagaimana kalau kita jual organ-organ
tubuhnya, pasti bisa langsung menutupi uang
kasnya,"usul Sasori yang di sambut antusias oleh
rekan-rekannya yang lain.
"Wah…ide bagus tuh, apalagi sekarang sedang
semarak-semaraknya orang berpenyakitan butuh
transplatasi,"tanggap Kisame.
"Ho'oh, tumben loe pinter un, biasanya cuman
tau jenis boneka aja un,"puji setengah hina
Deidara atas usul Sasori.
"Udah ah jangan ngebahas itu, sekarang
masalahnya, bagian mana yang mau kita
jual?"tanya Sasori mencoba mengacuhkan
hinaan atas dirinya.
"Jantung saja un, harganya mahal karena langka
un!"kali ini Deidara yang mengusulkan.
"Kalau jantung sih, salah alamat kau Dei,"ucap
Itachi.
"Eh?"bingung Deidara.
"Iya salah alamat loe, kebanyakan mendengar
lagunya Ayu Bunting sih !" ucap Kisame sambil
joget-joget ala ibu-ibu hamil khasnya Ayu
Bunting.
"Kalau mau jual jantung mending jantungnya
leader-sama aja, dia kan punya lima jantung,
diambil satu rasanya nggak masalah'kan? Lagian
tu orang serakah amat ya? masak ada orang
yang sekarat di depan mata butuh donor jantung
dia malah nanyak 'Punya apa?' ujung-ujungnya
ntu orang mati karena shock berat."tutur Hidan
menjelaskan kejadian yang pernah ia saksikan
secara live, yang kebetulan Kakuzu yang menjadi
peran penting*Plaakk(back to story)
"Mata?"tanya Tobi yang berpikir untuk menjual
mata Pein yang Unik itu.
"Wah…benar juga, kalau kita jual matanya, si
mesum ini masih bisa hidup, terus kita suruh
ngemis aja, pasti dapa banyak duit deh."usul
Zetsu hitam dengan teganya.
"Benar…apalagi wajahnya melas gitu,"sambung
Zetsu putih cuek.
"Wah…ternyata Tobi cerdas juga!"puji Kisame
atas ide Tobi.
"Tobi'kan anak baik senpai,"ujar Tobi yang tiba-
tiba ngambek di bilang cerdas.
"Hadeh…pasti kebetulan…"cetus Sasori, yang
lainnya dengan sukarela mengiyakan perkatan
Sasori.
"Sudahlah, kalian ini, apa tidak kasian melihat
Pein? Bukankah selama ini kita selalu bersama?
Meski dia kelihatan begitu, tapi bukankah selama
menjadi leader Pein tidak banyak menyusahkan
kita?"tiba-tiba terdengar alunan suara bak bidadari
masuk ke telinga para anggota Akatsuki yang
sudah kesetanan dan hendak balas dendam.
"Ko..Konan?"tanya para Akatskuki's dengan mata
berbinar-binar, bagai seorang anak yang
melakukan kesalahan dan ditenggur ibunya.
"Ternyata, inilah kelebihan dari perempuan(asli),
perasaan mereka begitu lembut dan halus,"batin
Zetsu black and White.
"Memang tidak salah ada wanita di dalam
organisasi kita,"batin Kisame.
"Konan-senpai…"Tobi membatin dengan hati
berbinar-binar*?
"Kau sudah menuntun kami kembali kejalan yang
benar,"Hidan malah komat kamit gaje.
"…"Itachi
"Oh ya…ngomong-ngomong, dari tadi, kok
lampunya nggak nyala-nyala ya? Apa ada
masalah dengan PLN ya?"Konan bertanya sambil
menekan-nekan stopkontak.
Wajah besinar Akatsuki langsung lenyap dan di
gantikan oleh wajah sangar, tapi karena Konan
telah mengingatkan mereka, jadi mereka tetap
tenang agar Konan tak khawatir.
"Ohh…tidak ada masalah dengan PLNnya kok, ini
lebih karena kita nggak membayar uang listrik
karena uangnya udah ludes sama si mesum
yang terbaring dengan nyaman di atas ranjang
sana,"ucap Itachi dengan santainya.
Hening….krik..krikkk..krik…bahkan suara
jangkrikpun terdengar dengan kerasnya, semua
terdiam membisu setelah penuturan Itachi tadi.
"Pe…in…"tiba-tiba terdengar desahan mengerikan
mengalahkan mbak-mbak kutilan eh kuntilanak
maksudnya.
"…"
"DASAR KURANG AJAR, KUBUNUH
KAUUU…"lengkingan dahsyat keluar dari mulut
Konan, tak membuang waktu ia langsung
mendekati ranjang Pein. Gleekk…para Akatsuki's
menelan ludah paksa karena sang bidadari yang
mereka elu-elukan sudah berevolusi menjadi iblis
bengis.
"Uwaaa…Konan-chan apa yang ingin dikau
lakukan dengan kapak itu?"tanya Itachi yang tiba-
tiba panik dengan OOCnya.
"Ma…ti…kau…"desis Konan sambil mengangkat
kapaknya.
"Jangan Konan-chan,"ucap Deidara sambil
menahan tangan Konan, sangking shocknya,
Deidara sampai melupakan trademark 'un'nya itu.
"Ini berdausa, kau akan di kutuk jashin-sama,
bertobatlah-bertobatlah…"Hidan malah komat-
kamit sambil duduk di pojokan.
"Hentikan,"teriak Sasori sambil memeluk Konan
dari belakang(ini mah cari kesempatan dalam
kesengsaraan orang namanya,*buagh…)
"GYAAA…"
"KYAAA"
"UWAAA…"
Malam itu diakhiri dengan teriakan-teriakan gaje,
sampai akhirnya mereka semua tertidur karena
kelelahan. Kakuzu mah cuek-cuek aja mendengar
mereka teriak-teriak gaje, asalkan nggak merusak
property di rumah itu atau melakukan suatu hal
yang membuat dia ujung-ujungnya
mengeluarkan uang, tidak ada masalah bagi sang
leader yang dulunya bendahara ini.
.
.
.
Matahari sudah menyingsing dari ufuk timur,
bulan dan juga Bintang-bintang yang menemani
di malam hari pun berangsur-angsur
menghilang karna terpaan cahaya matahari yang
mendominasi. Di sebuah markas bebatuan yang
kita ketahui bersama adalah markas Akatsuki,
terjadi sedikit cekcok ria.
"WOI…BANGUN! Sekarang, waktunya cari
uang!"teriak Kakuzu dengan toa hasil jambretan
kemarin.
"Ehmm…lima menit lagi leader,"sahut mereka
kompak.
"Bangun atau…"
Belum sempat Kakuzu melanjutkan kalimatnya,
para Akatsuki's yang tadinya terkapar karena
kelelahan bertengkar, sudah berdiri dengan tegak,
bahkan ada beberapa yang reflek menghormat.
Kakuzu yang melihat kejadian itu mau tidak mau,
(tapi harus mau)bersweatdroped ria.
"A…atau?" Itachi.
"Atau? Atau apa?"tanya Kakuzu belagak pikun.
"Yang tadi leader bilang 'Bangun atau…', nah itu
atau apa?"jelas Kisame sang sohib sejati Itachi.
"Ooh itu, bangun atau kalian boleh tidur lima
menit lagi,"ucap Kakuzu santai."Tapi..karena
kalian sudah bangun, CEPAT GANTI BAJU DAN
CARI KERJA!" sambung Kakuzu sambil teriak-
teriak gaje.
"Nggak mandi dulu, un?"tanya Deidara mewakili
teman-temannya.
"Mandi semprolmu, mulai sekarang kalian tidak
boleh mandi untuk menghemat air, kecuali kalian
sudah bisa menghasilkan uang sendiri," ucap
Kakuzu tegas.
"APAAA?"Jerit Itachi, Sasori, Hidan, Pein, Deidara,
Konan, dan Tobi di dalam hati, sedangkan Zetsu
dan Kisame sudang terkapar dengan mulut
berbuih karena mendengar hal itu, bagaimana
tidak? Coba kalian bayangkan, apa jadinya
tanaman dan ikan tanpa air? Begitulah perasaan
Zetsu juga Kisame. Tapi apa mau di kata, Leader
mempunyai otoritas yang absolute. Tak ingin
menambah masalah, para anggota Akatsuki
bergegas mengganti pakaian dan membulatkan
tekad dalam hati untuk memcari uang yang
banyak.
.
.
.
"Tolonglah…kami butuh pekerjaan,"ucap Sasori
mendesak.
"Maaf...tapi sudah tidak ada lagi lowongan
pekerjaan,"ucap pria paruh baya itu dengan
angkuhnya.
"Tolonglah…kami bisa melakukan apa saja, mulai
dari membuat boneka, bom, menghidupkan
orang mati, berbicara dengan ikan, bercocok
tanam dll, bahkan jika kau butuh siraman rohani,
juga bisa" ucap Konan panjang lebar.
"KELUAR KALIAN,"teriak pria tersebut
mendorong mereka semua keluar bak gembel
jalanan.
Bruak…para Akatsuki's jatuh dengan tidak elitnya
di atas tanah, sedangkan orang yang melempar
mereka tersenyum sinis sambil menepuk-nepuk
jarinya.
"Apa-apaan pria itu?"tanya Zetsu emosi.
"Benar…apa-apaan dia? Berani sekali mendepak
kita,"kata Kisame menambahkan.
"EXE Café…"
"Hah…sejak kapan kau belajar bahasa alien
Itachi?"tanya Sasori
"Dasar…senpai-senpai ini bodoh sekali, jelas-jelas
ini café, tapi waktu bilang kelebihan tadi kenapa
ngomongnya kayak orang mau ngelamar jadi
salah satu pasien RSJ sih, mana baju yang kita
pakai kayak orang mau ngelayat lagi,"ucap Tobi
sambil menunjuk-nunjuk baju khas Akatsuki
yang bewarna hitam itu. Bukannya menanggapi
pernyataan Tobi, para Akatsuki malah
berbengong-bengong ria sambil melongo
mendengar perkataan Tobi yang tumben-
tumbennya berbicara normal.
"Ini penipuan, kita harus balas dendam, un"cetus
Deidara sambil menggepalkan jari tangannya ke
udara.
"Benar…jelas-jelas mereka menipu kita,
seharusnya sejak awal mereka bilang kalau ini
café,"dukung Pein.
"Ayo, kita deklarasikan perang," usul Konan
(padahal dia yang menjadi sumber masalah).
"Tidak perlu mendeklarasikan, kita hancurkan saja
café ini," ucap Itachi dengan senyum setan ala
uchiha sinting yang membuat yang melihatnya
jatuh cintrong bagi yang cewek merinding disko
bagi yang lain(yaitu: Pria, waria, dan hewan
melata*?)
"Aku setuju…"ucap Tobi yang tiba-tiba berubah
menjadi Madara mode.
"Benar…Jashin-sama juga akan mengutuk
mereka,"ucap Hidan yang selalu membawa-
bawa Jashinnya itu, padahal si Jashin nggak tau
apa-apa, tapi malah di bawa-bawa mulu.
"Mulai…"teriak Sasori memberi komando,
masing-masing dari mereka mulai mengeluarkan
jutsu-jutsu andalan mereka. mereka sudah
berpose dengan kerennya, mimik wajah sudah
di atur sesangar mungkin tak lupa senyuman
sinis dan tatapan tajam yang tertuju pada café
itu. namun, belum sempat jutsu-jutsu mereka
mengenai café tersebut, sebuah teriakan
menghentikan gerakan mereka, badan mereka
langsung kaku melihat siapa yang berteriak.
"BERHENTI!" teriak Kakuzu sambil berlari dengan
slowmotion, tak lupa toa hasil jambret tak lepas-
lepas dari mulutnya.
.
.
.
"KALIAN INI!"para anggota Akatsuki langsung di
kuliahi Kakuzu begitu sampai di markas, mereka
yang tadinya masih kaku di tempat karena
kedatangan sang leader yang mendadak ke tkp,
membuat mereka shock tak karuan.
"Ma…maaf leader, kami sedang mencari
pekerjaan,"ucap Pein mencoba memberi
pembelaan.
"Pekerjaan? Disitu?"tanya Kakuzu terheran-heran.
"I…iya…"jawab Pein lagi.
"KAU MAU BILANG ADA MASALAH DENGAN
MATAKU YA? Jelas-jelas aku melihat kalian mau
menghancurkan tempat itu, dan kalau sampai hal
itu terjadi, ujung-ujungnya kita akan di minta
ganti rugi, dan untuk menebusnya aku terpaksa
(dengan senang hati) menggadaikan kalian pada
lima Negara ninja untuk di jadikan babu dan
membayar ganti rugi,"ceramah Kakuzu luar biasa
panjang(heran deh, asal Kakuzu ngomong,
Tsuka sering kali harus mengaktifkan capslock,
teriak mulu sih kerjanya. Kakuzu: apa loe
kate*Buagh~Tsuka tepar)
"Bu…"
"Stop…aku tidak mau mendengar penjelasan
kalian(nggak penting), yang aku mau kalian
menghasilkan uang," ucap Kakuzu sinis.
Para anggota Akatsuki menatap Kakuzu dengan
pandangan datar namun menusuk, lalu mereka
langsung beranjak dari tempat duduk mereka
dan berbalik badan.
"Mau kemana kalian?"tanya Kakuzu menatap
heran pada tingkah mereka yang tiba-tiba jadi
penurut.
"Kemana lagi? Ya cari uang kan!"ucap Sasori,
yang di setujui oleh yang lainnya berupa
anggukan.
"Tidak perlu, aku sudah menemukan pekerjaan
yang cocok untuk kalian, lagipula dengan
kemampuan kalian itu, mau kerja di mana?" kata
Kakuzu sambil menyamankan dirinya duduk di
lantai.
"Haah? Kau sudah menemukan pekerjaan?"Hidan
"Jangan suruh aku menjadi nelayan," tutur
Kisame(bayangkan sendiri, ikan nangkap ikan).
"Dan jangan suruh kami untuk bertani!"sahut
Zetsu hitam dan putih, coba pikirkan apa jadinya
bila ada tanaman yang menanam tanaman.
"Teroris itu di larang,un" Deidara comment gaje.
''Aku tidak mau jadi loper Koran,"kata Konan,
"Tapi, pekerjaan itu sangat cocok denganmu
Konan-chan,"ucap Sasori setengah menghina.
"Apa katamu? Dasar berbie sialan, kau saja yang
jadi tukang loak boneka sana,"cerocos Konan.
"hahaha tukang loak!"Itachi ketawa-ketiwi
mendengar hinaan terhadap pria imut nana wet
muda itu(kecemburuan sosial).
"Diam kau, dasar bencong kriput, nyalon aja
sana!"teriak Sasori.
"Apa katamu?"ucap Itachi yang mulai
mengaktifkan saringgannya, Sasori yang tak mau
kalah sudah mulai mengeluarkan boneka
kebanggaannya(apa namanya yaa?), sedangkan
yang lainnya sudah mengambil posisi dan jarak
dengan pop-corn di tangan, mereka bersiap
menyaksikan pertarungan live pria-pria tampan
ini.
"DIAM!"lagi-lagi Kakuzu harus berteriak untuk
menenangkan suasana, ia terpaksa bangkit dari
duduk nyamannya dan berdiri dengan
angkuhnya.
"Baca ini, itu adalah pekerjaan kalian."ucap
Kakuzu sok mendatar-datarkan suara, sambil
melempar Koran kearah mereka yang sedang
bertengkar.
"Loh, kok cuman satu lembar?"tanya Tobi sambil
membolak-balik kertas Koran yang hanya
selembar itu.
"Oooh itu, tadi aq singgah di oto gakure, eh
ketemu si Bakoro lagi baca Koran sambil ngopi,
karena ngelihat pengumuman ne, kuminta
selembar Koran ini dech, yaah…ngitung-ngitung
buat berhemat,"ucap Kakuzu dengan logat
bancisnya(kepengaruh si Bakoro ne).
'Itumah kikir,'batin anggota Akatsuki sambil
menahan mual karena mendengar logat asli sang
leader.
"Jadi…di Koran ini ada lowongan pekerjaan untuk
kami?"tanya Kisame
"Ya…itu pekerjaan yang paling cocok dengan
kalian, mudah dan menguntungkan,"sahut
Kakuzu.
"menyedot tinja?"tanya Itachi sambil
sweatdroped melihat daftar lowongan pekerjaan
yang ada di Koran itu, mau di bawa kemana
harga diri uchiha yang setinggi langit dan seluas
samudra itu.
"Ih…menjijikkan, pekerjaan macam apa itu, un.
Nggak elit sama sekali!"ucap Deidara sambil
masang wajah jijik.
"Hii…"semua anggota Akatsuki masang wajah
jijik nan jijay.
"Ja…jadi ini pekerjaan kami senpai?"tanya Tobi
takut-takut.
"Bukan"jawab Kakuzu enteng.
"Kalau begitu…"Sasori berkata sambil membaca
baris berikutnya"Sales salap panuan?"tanya
Sasori tak kalah shocknya dengan yang tadi.
"apa? Cih pasti merepotkan harus berjalan dari
rumah kerumah"ucap Zetsu Hitam dan putih.
"Ini pekerjaan yang pas dengan kami?"tanya
Hidan sambil pasang wajah ogah banget dach
gue.
"Bukan itu,"ucap Kakuzu yang masih sabar.
"Pengasuh bayi?"pekik Pein yang membaca baris
selanjutnya.
"Bisa tumbuh jadi orang nggak bener tu bayi kalo
kita yang urus."ucap Konan yang jiwa
keibuannya tiba-tiba nyelonong keluar.
"Tidak…aku tidak mau jadi tukang kebun,"teriak
Itachi
"Gyaa…aku tidak mau jadi TKH(tenaga kerja
Konoha)"panik Deidara.
"Uwaa…"
"KyAAA…"
"DIAM,"teriak Kakuzu yang sudah habis
kesabaranya mendengar teriakan-teriakan gaje,
"ini pekerjaan kalian,"ucap Kakuzu sambil
menunjuk salah satu artikel, semua matapun
tertuju pada artikel tersebut.
:::Cari Uang Melalui Internet:::
Saat ini, telah ada situs , dimana kau bisa
mengeluarkan bakat menulismu dan juga bisa
mendapatkan uang. Disini kau bisa mengeluarkan
semua imajinasimu, kau akan mendapatkan
uang Rp.1000/reviewnya, dan uang itu akan
langsung di transfer ke rekeningmu. Karena itu,
jadilah seorang Author, buatlah cerita yang
menarik dan dapatkan uangnya! Buruan, LEBIH
CEPAT LEBIH BAIK!
::Keluarkan Imajinasimu & Dapatkan Uangnya::
"Wow"komentar mereka semua membaca kata-
kata uang.
"Satu review 1000, berarti kalau kita bisa
mengumpulkan 100 review uang kita sudah
100.000,"ucap Pein takjub.
"Benar…karena itu aku ingin kalian menjadi
seorang Author dan membuat sebuah fic, aku
tidak peduli cerita apa yang kalian buat, rated apa,
atau apa genrenya, yang penting banyak yang
ngeriview,"ucap Kakuzu seenak jidatnya.
"Kalo flame, apakah kita akan tetap dapat
uang?"tanya Sasori.
"Flame juga adalah review namun dalam bentuk
menghina tanpa alasan, meski begitu, flame tetap
di kategorikan review jadi kita tetap akan
menerima uangnnya,"jelas Itachi menggantikan
Kakuzu yang sudah kelabakan nggak tahu mau
jawab apa.
"Ooh begitu…"tanggap semuanya, temasuk
Kakuzu.
"Tapi…kalian sudah tau apa itu
funfiction'kan,"tanya Kakuzu.
"sudah pasti…"jawab mereka kompak, tentu saja
situs memang sangat terkenal(hamper sama
dengan hanya saja, mempunyai bayaran)
"Khukhukhu…"Pein terkekeh mengerikan.
"Kenapa kau pein?"tanya Zetsu.
"Hohoho…aku sudah punya ide membuat fic
apa,"ucap Pein berseri-seri.
"Huh…aku juga sudah punya ide,"sahut Konan
"Aku juga…"
"Aku juga…"
"Baguslah kalian semua sudah punya ide, jadi
kalian sudah harus mencari uang mulai saat ini,
mengerti?"tanya Kakuzu.
"Ya…"jawab mereka semangat
Apakah membuat Fic semudah yang mereka
bayangkan? Bagaimanakah fic-fic hasil karya
mereka? adakah yang akan meriview fic buatan
mereka?
TUNGGU KISAH SELANJUTNYA!
***TBC***

1 komentar:

adi chan mengatakan...

bagus ceritanya

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo